Day 9 - Write About Happiness

Hi..
Entah gara-gara momen apa tiba-tiba hari ini pengen ngelanjutin 30 hari berceritanya 2 tahun yang lalu hehehe. Banyak yang bilang kalau mereka berhenti dijalan, kebanyakan dibawah hari ke-15, akupun begitu, masa iya tahun dari 2020 baru menulis tema hari ke-8? Woew!

Tapi tema yang ke-9 ini sedikit medalam dan serius ya, write about happiness.
Oiya, about happiness ini mirip kayanya sama tema day-2 things that makes me happy. Disana aku bercerita kalau seneng naik motor sore-sore lalu mampir ke indomaret point coffee, ternyata masih relate sampai sekarang hihiii...
Bedanya karna sekarang sudah pindah tempat tinggal, jadi sorenya aku ganti dengan malam hari.

Buatku, happiness ini susah dijelaskan. Coba kalau ada bentuknya pasti akan lebih mudah untuk dideskripsikan. Semakin bertambah usia, caraku melihat happiness semakin simpel, ngga rumit.
Happiness itu sesederhana ketika kita merasa cukup. 
Cukup untuk?
Apapun.
Seperti menemukan tempat es kopi susu yang enak. Cukup.

Aku jadi teringat ketika seseorang bilang bahwa kalau kita bersama pasti akan menemukan rasa bahagia yang sangat-sangat berkecukupan. Jadi mungkin sudah seharusnya kebahagiaan kita ini dibagikan ke yang lain juga. 
Emmm----
Tapi aku percaya, bahwa kebahagiaan itu memang untuk dibagi.

Katanya, true happiness comes from within yourself. Seribu persen setuju.
Meskipun untuk sebagian orang ada juga yang memiliki keahlian hide the sadness and keep look happy, kalau aku sih tentu tidak termasuk yaa :)

Tapi kalau untuk hide the happiness, bisakah?


Oiya, beberapa bulan ini aku sempet mengeluh sedih dalam hati ketika pulang kampung dan dijemput adik, di motor dia bilang, 
"Mba, kata ibu mau beli makan apa? Ibu ngga masak."
Tiba-tiba ada segelintir kecewa, kepalaku penuh dengan deretan pertanyaan dan tuntutan untuk ibu.

"Yaaah ko ibu ngga masak, padahal kan Inas pulang, dulu tiap pulang pasti dimasakin udang"
"Yaaah ko disuruh sekalian beli makan sendiri sih, padahal kan cape abis perjalanan jauh pengennya langsung pulang ke rumah"
"Yaaah ko sekarang momen pulang ke rumah udah ngga disambut spesial lagi kaya dulu"


Cukup overthinking ya yang namanya Inas Adil ini.
Padahal aku mengerti dan mengerti sekali kalau usia ibu udah ngga kaya dulu, tenaga ibu udah ngga kaya dulu, sering mengeluh sakit kaki juga, kadang sholat pun jadi duduk.
 
Tapi itu semua mengalir begitu karena sebuah keyakinan abadi, bahwa diri ini selalu bilang that I'm still her little daughter :(

Nah, kemarin sebelum pulang mau munggahan pagi-pagi ibu telfon, nanya.
"Inas mau dimasakin apa nanti buat buka?"
Setelah telfon ditutup, eh ko mbrebes mili.
Pipinya basah.



cr : https://id.pinterest.com/pin/6614730695947131/






Comments

Popular Posts