Pernah tidak kamu merasa bahwa semesta bertindak sebagaimana mestinya namun tetap tidak adil?
Pernahkah merasa bahwa pundakmu begitu berat? hatimu begitu lelah?
Sedari pagi dipatahkan, ketika yang kamu anggap akan menenangkan sedikit mengecewakan, berdiri duduk berjalan seperti sendiri.
Beberapa orang hari ini selalu berkata yang membuat sedih, tidak tenang, ingin menangis dan pulang ke pelukan ibu seperti malam itu.
Sederhana saja untuk membuat menangis, hari ini hati bermain cukup baik, mampu menahan sambil berbisik 'Tahan yaa.. ngga apa-apa kok, sakitnya sebentar. Nanti juga sembuh lagi'.
Tapi cara ini sepertinya salah juga, semua momen langsung masuk ke hati kemudian ditahan dan berkumpul lalu berakhir di ujung malam.
Manajemen perasaan mulai tidak beraturan lagi, tapi maunya hati tidak bisa bohong. Mau mengulur waktu dan memperpanjang lagi?
Pernah tidak kamu merasa bahagia lalu mendadak berubah menjadi sedih yang amat dalam? Ketika kepala dipaksa untuk memutar kembali hal-hal sedih yang ditunda untuk diekspresikan.
Boleh tidak telinga ini memilih mana saja yang mau didengar? Ingin lari tapi kemana? Bukankah mereka sudah hendak pulang?
Boleh tidak mata ini memilih mana saja yang mau dilihat?
Tapi kenyataan tidak bisa diatur semaunya, sama seperti aku yang tidak bisa menuntut orang lain untuk tidak mengatakan dan berbuat hanya yang aku mau saja.
Katanya nanti akan membaik, coba nanti satu satu dulu pelan pelan. Tapi kenapa bawaan perasaan hari ini belok kemana mana tidak karuan.
Aku heran dalam beberapa period terakhir hawa suram menjelang mulai haid berpindah ke menjelang selesai.
Kenapa sedih terus?
You deserve better.
Comments
Post a Comment