Day 8 - The Power of Music
Kadang musik itu magis, sih.
Aku bukan tipe yang bisa mendengarkan musik dengan headset sampai tertidur, bukan juga tipe yang menyetel musik dengan kencang.
Tapi akan merespon "hayuuuuu" kalau diajak nonton konser. Hahaha
Have you ever felt that a song can describe how you feel in a time? I guess you will said yes.
Terutama kalau sedang sedih, pasti merasakan bahwa kamulah orang yang paling sedih sedunia, orang yang paling menderita, yang paling merasa tersakiti, yang dihianati, pokoknya semua rasa sakit kadang merasa cukup diwakilkan oleh sebuah lagu.
Beda dengan lagu happy, kadang positive vibes sebuah lagu jarang tersampaikan menurutku ya menurutku wkwk.
Lagu I will survive yang versi Demi Lavato masih jadi lagu semangat yang disimpan di playlist spotify-ku, iya betul itu soundtrack film angry bird :)
Menghafal lirik sebuah lagu sekarang agak sulit, ga seperti dulu. Jaman sampai SMP aku pernah punya sebuh buku yang isinya lirik lagu yang aku suka, niat banget sih.
Kebayang lah keterbatasan internet tahun segitu, harus ke warnet, handphone masih ceninit layar monophonic atau entahlah apa namanya, yang masih hoby buka tabloid pulsa cuma buat memandangi Melihat teman pakai Nokia N-Gage. Wow keren.
Sebenarnya sebuah lullaby bisa mengantarkan kita untuk tidur dengan hati yang tenang, tapi kadang hati dan fikiran enggan untuk bekerjasama dengan baik dalam hal menikmati sebuah lagu, ingin tidur nyenyak malah overthinking, memikirkan yang seharuskan tidak difikirkan sebelum tidur, lalu bersedih.
Padahal tubuh sudah lelah sedari pagi, disayanglah sedikit. (ngomong sama diri sendiri).
Yesteday-nya The Beatles masih jadi lagu terbaik.
Oiya, Payung Teduh juga kadang jadi opsi untuk sederetan daftar lullaby. Suara vokal IS tuh duuuhhh tapi sayang sekarang berubah :(
For me, the power of music is
Comments
Post a Comment