Monolog dini hari

Untuk sebuah dini hari yang beberapa kali kau ganggu
Ada sedikit untuk kembali membalas
Ketiba-tibaan yang beberapa kali membunuhku
Pun kian kembali menghidupkan
Aku adalah rasa dimana keterbiasaan menjadi raja
Kemudian memerintah dengan keras apa yang ada di pikiran
Beberapa kali salah langkah
Karena tak sejalan dengan perasaan
Juga hati
Yang berujung sesak di dada
Dan tak kuasa lagi membendung air mata

Seringkali aku berpikir kenapa kekuatan pikiran begitu hebat?
Hanya beberapa detik mampu merefleksi ke seluruh penjuru raga
Dengan embel-embel yang menjanjikan sesuatu berlabel bahagia
Dengan prinsip "bukankah bahagia kau yang ciptakan?"

Keterbatasan ruangku untuk mengambil alih kendali cukup sempit
Berpura-pura menjadi kuat padahal tak cukup kuat
Melangkah saja masih pelan
Menelan makanan saja masih pelan
Lalu kenapa pikiran cukup cepat masuk ke hati?

Katamu, aku tidak baik-baik saja
Sebagian diri ini mengiyakan
Juga menolak
Namanya juga kehidupan
Bukankah tak melulu urusan hati?

Semakin malam kadang isi kepala semakin ramai
Seringnya menyalahkan  diri sendiri
Bukannya memeluk
Iya
Aku masih butuh pelukan di dada dan bahu yang lain
Kalau aku mulai bertindak tak karuan
Peluk saja
Mungkin masih enggan untuk meminta
Karena tak mau disebut menuntut

Dari situ juga akan datang yang namanya kecewa
Kalau cukup lelah dengan ekspektasi kenapa tak diungkapkan?
Kalau cukup tau dengan kesalahan kenapa diteruskan?
Pertanyaannya sederhana
Jawabanku saja yang berbelit-belit

Jangan bilang terjabak
Jangan bilang kalah dengan ego
Aku cukup sulit untuk mengerti akan cerita melepaskan
Tentang bagaimana nikmatnya
Tentang bagaimana sakitnya
Hanya mendengar dari beberapa senior yang cukup canggih menurutku
Soal berperang dengan ego

Kenapa mengejutkanku dengan berbagai kebahagiaan kecil?
Bukankah akan semakin menambah bunga-bunga di kepala?
Aku sudah membiarkan dengan tak memupuk juga tak menyiram
Karena sekali aku melakukan
Satu-persatu membusuk dengan perlahan

Wahai hati
Kalau ingin dipeluk dengan erat
Apa salahnya bilang?
Katanya itu menenangkan?

Comments

Popular Posts