Nasi Jamblang Rumahan

Tak kerasa Ramadhan sudah hari ke 27
Berawal dari ajakan ibu buat ngadain bukber di rumah, beliau bertanya
Nas, enaknya masak sendiri apa pesen nasi bungkus aja? 
Pesen aja bu, biar ga repot di rumah.
Wacana itu terjadi di malam hari, yang tiba-tiba besoknya ketika aku bangun ternyata  sudah ada belanjaan, yak! ibu ke pasar dan mengurungkan niat beli nasi kotak untuk acara bukber nanti malam. Kalau nasi kotak ga puas nas, puas masak sendiri. Begitu ucapnya. Baiklah bu, aku menurut saja.

Sebenarnya ide ibu untuk masak ini kode supaya aku stay dan bantu masak, padahal malamnya aku sudah ada janji (belum pasti berangkat jam berapa) untuk keluar siang itu. Singkat cerita setelah ada sedikit perselisihan aku memutuskan untuk tak jadi berangkat, agak kesal dan bete karena sejak malam sudah direncanakan akan pergi kemana. Lahirlah bad mood, untuk sekedar membantu ngupasin bawang pun aku malas.

Oh ya, disini aku bukan membahas cara membuat nasi jamblang ala rumahan, hanya share "Kenapa jadi kaya nasi jamblang?"



Ibu bilang nanti makannya pakai daun saja, biar ibu ga capek cuci piring. Disitu yang aku kira daun pisang yang dimaksud, ternyata daun jati. Akupun tak tahu ibu dapat dari mana.


Itu tampak sudah dicuci bersih,

Menu yang akan dibuat adalah dendeng sapi, sambel goreng telur puyuh, dan perkedel kentang. Karena waktu yang sudah mepet akhirnya ibu menggunakan presto, biasanya ogah!.

Aku heran dendeng buatan ibu selalu jadi favorit, bukan karena aku anaknya hahaha. Tapi Seriously, beneran enak! Ini dia penampakannya


Sebenrnya aku tak begitu suka kentang, kecuali kentang goreng KFC atau McD, segala jenis makanan dengan olahan bahan dasar kentang aku tak suka. Misal di sayur sop, ada potongan kentang pasti aku pinggirkan hehehe. Kentang rebus di siomay atau baso tahu juga kuhindari. Karrbohidrat jenis ini terasa kurang cocok di lidah.
Kalau perkedel kadang aku hanya makan bagian yang kering alias yang kriwil nya saja. Yang bagian dalam basah dan lembek gitu yaaaaa disimpan saja.


Tibalah saat ibu mencari tusuk sate, aku tanya buat apa bu? buat telor puyuh katanya. Dipisah saja sama sambel gorengnya padahal jangan dipisah-pisah bu nanti kangen deket juga sering berantem kok  akan lebih lekoh kalau dicampur. Tapi dengsn berdalih banyak anak-anak biar ga kepedesan akupun pasrah.


Sambel goreng terlihat sepi dan monoton, hanya warna tanpa embel-embel pete yang biasanya akan terlihat lebih menarik pandangan. Tapi memang aku dan ibu ga suka pete.


Sampai semua matang aku dan ibu masih belum sadar kalau menu ini kok mirip nasi jamblang, ketika uwa datang dan nanya
Menue apa, tot? (Menunya apa, tot?) Oh, jamblang
 Jangan tanya tot itu apa ya. Okesip.

Dan tadaaaaaa,,, setelah adzan magrib berkumandang dan diawali dengan es teh manis plus gorengan tahu petis hitam dilanjut sholat maghrib berjamaah akhirnya menu itu jadi satu dalam satu piring

Nasi jamblang, wkwkwk



Sekian,

Comments

Popular Posts