Kemeja
Sesekali aku ingin menjadi kemejamu, menempel erat di tubuh dan kau bawa kemana menghabiskan hari-harimu.
Sesekali aku ingin menjadi kemejamu, yang kau gulung sebatas siku kanan kirimu.
Sesekali aku ingin menjadi kemejamu, yang meskipun sudah lusuh, tertempel keringat letihmu, akan tetap kau simpan di keranjang cucianmu.
Sesekali aku ingin menjadi kemejamu, yang kau bersihkan agar kau bisa memakai kembali dan menghabiskan hari-harimu lagi bersamanya.
Sesekali aku ingin menjadi kemejamu, yang kau hangatkan setrika besimu.
Sesekali aku ingin menjadi kemejamu, yang kau semprot wewangian yang aku suka itu.
Kadang keinginan bisa jadi sesederhana itu.
Aku tidak mau memikirkan berapa kemeja yang ada yang ada di lemarimu.
Begitu juga dengan berapa banyak kemeja yang sudah kau lupakan, karena bosan. Dan tertinggal di tumpukan paling bawah di lemari cokelatmu.
Ya, tempat itu.
Sesekali aku ingin menjadi kemejamu, yang kau gulung sebatas siku kanan kirimu.
Sesekali aku ingin menjadi kemejamu, yang meskipun sudah lusuh, tertempel keringat letihmu, akan tetap kau simpan di keranjang cucianmu.
Sesekali aku ingin menjadi kemejamu, yang kau bersihkan agar kau bisa memakai kembali dan menghabiskan hari-harimu lagi bersamanya.
Sesekali aku ingin menjadi kemejamu, yang kau hangatkan setrika besimu.
Sesekali aku ingin menjadi kemejamu, yang kau semprot wewangian yang aku suka itu.
Kadang keinginan bisa jadi sesederhana itu.
Aku tidak mau memikirkan berapa kemeja yang ada yang ada di lemarimu.
Begitu juga dengan berapa banyak kemeja yang sudah kau lupakan, karena bosan. Dan tertinggal di tumpukan paling bawah di lemari cokelatmu.
Ya, tempat itu.
Bukankah kemarin aku masih ada di tumpukan paling atas?
![]() |
Cr : pinterest @marielizbeth |
Comments
Post a Comment