A friendships

Semakin dewasa kita akan bertemu dengan beberapa teman silih berganti, bukan hanya teman di rumah, teman main, teman SD, SMP, SMK dan kuliah. Kita akan dipertemukan dengan teman di kost, teman di tempat kerja, teman di sosial media, begitu juga akan berteman dengan temannya teman kita, yaa sebut saja 'kenalan'. Banyak sekali bukan? 

Seorang teman bertanya,

'kamu kondangan ke si A ngga besok?'

'ngga diundang ah, malu'

'bukannya temen smk?'

'iya, tapi temen aja ga begitu akrab'

Banyak kekeliruan yang terjadi ketika orang lain berasumsi kita berteman cukup baik dengan seseorang padahal kenyataannya tidak. Itu asumsi versi orang lain terhadap kita dan teman kita. Ada lagi tentang asumsi dari kita sendiri tentang teman kita. Misalnya, aku yang masih menganggap memposisikan teman dekat seorang teman lama, yang masih antusias tentang hal besar yang terjadi dengan seorang teman lama. Tapi aku keliru, tahu dari mana aku keliru? Ketika pihak tersebut (mungkin) merasa terganggu dengan pertanyaan-pertanyaan antusias kita kepadanya. Aku memang bukan prioritas, dengan respon yang diberikan seperti membalas chat lama, seperlunya, hanya menjawab apa yang ditanyakan, tidak antusias bercerita. Barangkali hanya aku yang masih menganggapnya teman dekat, tidak sebaliknya.

Kalau kata @kartposinsta "You can't be best friends with everyone, and you'll realize you don't have to. I think even later in life, I only realized we have to let go some friendships."

Kita juga tidak boleh menyalahkan kenapa pertemanan menjadi berubah, setiap orang memiliki kegiatan dan kehidupan masing-masing yang sudah tak lagi sama dengan kita di masa-masa kita bersama. 

Sedihnya, ada yang menyapa via komen di DM instagram dengan menanyakan kabar, bukan berkomentar atau bertanya tentang story-nya. Setelah aku menjawab kabar dan babibu lain yang terlalu basa basi untuk seorang yang dulunya dekat, ternyata dia sedang butuh bantuan keuangan. Setelah urusan tersebut selesai ya kembali seperti asing. How bad :(

Ada yang pernah bilang teman kerja hanya sebatas 'teman ketika sedang bekerja' saja, diluar itu ya bukan :). Menurutku teman kerja kita saat ini harus dijaga sebaik mungkin, senyaman mungkin, seperti keluarga. Kita menghabiskan 24/5 kita selama 8 jam sehari bersama mereka. Yaaa bukan berarti semuanya satu frekuensi, ada lah pasti yang radarnya agak jauh. Hehehe

Aku beruntung menemukan teman-teman di tempat kerjaku yang sebelumnya, kami hanya 9 orang dan hamdalah sampai sekarang meskipun sudah tersebar di Jakarta-Bekasi-Jepang-Bandung masih baik-baik saja, waktu itu aku anak paling bontot, paling terakhir masuk dan paling cepat resign, wkwk. Hampir tidak pernah berselisih lama, ya paling kesal sedikit itu kan wajar. Aku mengenal mereka sebagai keluarga pertamaku di dunia kerja. Teteh-teteh dan aa-aa akuuuu, luv luv 💓

People do come and go, friends too. 

Kalau mau dihitung teman dekatku tidak begitu banyak, trust me, kita akan bisa merasakan mana teman yang benar-benar akan tetap tinggal, yang tulus, yang ada di kondisi bagaimanapun kita. 


Comments

Popular Posts